FintalkUpdate News

Investor Waswas, Demo Besar Guncang Risiko Investasi di Indonesia

Gelombang demonstrasi di sejumlah kota besar memicu tekanan di pasar keuangan dan meningkatkan kekhawatiran investor terhadap risiko investasi di Indonesia.

Gelombang demonstrasi yang melanda Jakarta, Bandung, Makassar, hingga Bali mengguncang pasar keuangan Indonesia. Dalam satu hari perdagangan, indeks harga saham gabungan (IHSG) ambruk sekitar 2% sementara nilai tukar rupiah melemah mendekati Rp16.475 per dolar AS, level terendah sejak awal Agustus. Bank Indonesia langsung melakukan intervensi di pasar valuta asing dan memperkuat pembelian obligasi pemerintah untuk menjaga stabilitas.

Gejolak ini membuat investor, terutama asing, mulai menahan langkah ekspansinya. Ketidakpastian politik yang mengiringi aksi protes tersebut dinilai menambah risiko non-ekonomi di Indonesia, meskipun fundamental ekonomi nasional masih terjaga. Kekhawatiran ini juga terlihat di diskusi publik, termasuk forum-forum keuangan daring, di mana investor ritel mengeluhkan potensi kerugian akibat anjloknya nilai aset mereka.

Selain gejolak politik, tantangan struktural seperti penurunan anggaran infrastruktur dan masalah premanisme di kawasan industri juga menjadi hambatan bagi pertumbuhan investasi. Laporan terbaru menunjukkan realisasi investasi kuartal pertama 2025 melambat dibandingkan periode sebelumnya. Situasi ini memunculkan kekhawatiran bahwa target pertumbuhan investasi tahunan akan sulit tercapai jika stabilitas tidak segera dipulihkan.

Meski begitu, sejumlah analis tetap optimistis bahwa dampak ini hanya bersifat sementara. Mereka menilai fundamental ekonomi Indonesia yang kuat, ditopang konsumsi domestik dan basis industri yang stabil, bisa membantu meredam gejolak. Respons cepat otoritas keuangan juga memberi sinyal positif bahwa pemerintah berkomitmen menjaga kepercayaan investor. Jika ketegangan mereda, arus modal diperkirakan akan kembali masuk dalam beberapa bulan mendatang.

Read More  Harga Emas Antam Melesat Rp25.000, Ikuti Lonjakan Emas Dunia Jelang Rapat The Fed

Kondisi ini menjadi pengingat bahwa risiko investasi di Indonesia bukan hanya soal pergerakan pasar global, tetapi juga dinamika politik dalam negeri. Investor kini menanti kepastian dan langkah konkret pemerintah untuk menjaga stabilitas serta memulihkan kepercayaan pasar yang sempat goyah.

Back to top button